Jumat, 20 Mei 2016

Lomba Lomba yang biasa ada di acara 17 agustusan



Beberapa bulan lagi kita akan memperingati HUT Republik Indonesia. Pada masa kecil dulu ada moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak, yaitu ikut lomba tujuh belasan. Berbagai macam lomba digelar untuk memperingati HUT RI. Lomba permainan semacam ini seakan tak lekang oleh waktu, buktinya sampai sekarang masih kita saksikan di sekitar lingkungan rumah kita.


Kalau dicermati, berbagai macam permainanan dalam lomba tujuh belasan mempunyai makna yang cukup mendalam. Tolong bantu saya ya, kalau dalam penjelasan di bawah ini ada yang kurang. Saya tidak menjelaskan semuanya karena akan menjadi banyak artikelnya nanti.

Pada lomba 17 agustusan ini pasti ada yang mengatur, untuk para panitia harus siap siap mengatur dan membeli segala bahan yang di butuhkan, misalnya saja dimana tempat jual karung goni bekas untuk bermain balap karung, lalu harus mencari tempat jual kerupuk kaleng yang sekarang jarang ada di perkotaan.

Lomba makan kerupuk
Kerupuk terikat pada seutas tali, dan digantung yang tingginya di atas mulut peserta lomba. Aturan main, kedua tangan tidak boleh memegang tali/kerupuk, untuk itu kedua tangan disembunyikan di belakang pinggang. Hebohnya, tali gantungan kerap berayun akibat tarikan dari peserta lain.
Permainan ini mengajarkan kepada kita, di jaman penjajahan dulu rakyat mengalami kesulitan sandang, pangan dan papan. Untuk makan yang paling sederhana sekali pun mengalami kesulitan, akibat hasil panen penduduk diambil paksa oleh penguasa. Akibatnya, banyak rakyat yang kurang gizi bahkan mati kelaparan.

Lomba balap karung
Pemain masuk ke dalam karung, kemudian dengan lari dengan cara meloncat. Tidak jarang pemain terjatuh berguling-guling. Karung ini mengingatkan pada saat dijajah oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat, karena bahan pakaian sengaja tidak didistribusikan sehingga yang tertinggal hanyalah karung goni bekas.
Kain yang berserat kasar tersebut menimbulkan gatal-gatal di kulit karena sebagai sarang kutu. Filosofi menginjak-injak karung, kita meninggalkan pakaian yang sangat tidak pantas pakai tersebut. Ada makna lain dari balap karung yaitu betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki terkungkung di dalam karung. Seperti kungkungan penjajah terhadap kebebasan rakyat untuk kemajuan bangsa Indonesia.


Lomba tarik tambang
Makna dari permainan ini bahwa persatuan sebagai modal utama untuk mengalahkan penjajah/lawan. Permainan ini juga mengajarkan bagaimana membentuk tim yang kompak dalam menyusun strategi yang tepat untuk dapat menarik tambang dengan mantap..


Lomba panjat pinang.
Biasanya lomba ini digelar sebagai puncak acara dari aneka perlombaan. Lomba ini sering membuat tawa geli penonton. Pemanjat yang sudah mencapai ketinggian tertentu harus kembali merosot ke bawah. Mereka berusaha berkali-kali menggapai hadiah di ujung tiang batang pinang berlumur oli dan minyak.
Untuk mencapai puncak, mereka harus bekerja sama saling bahu-membahu. Filosofi permainan ini adalah kebersamaan komponen bangsa untuk meraih kemerdekaan.


Lomba memindahkan belut
Permainan ini memindahkan seekor belut ke tempat lain. Makna permainan ini, betapa pun sulit dan licinnya belut penjajah tetap harus diusir dari negeri ini. Perlu kesabaran dan ketekunan.


Lomba memasukkan pensil dalam botol


Sepak bola sarung bapak2


Lomba membawa kelereng dalam sendok


Lomba sepeda lambat
Permainan ini merupakan salah satu permainan yang unik, karena lain daripada perlombaan sepeda biasanya. Dalam permainan ini peserta yang dinyatakan menang ialah yang paling terakhir menyentuh garis finis. Akan tetapi karena sepeda yang digunakan ialah sepeda roda dua sehingga akan sulit menjaga keseimbangan dan apabila kaki peserta menyentuh tanah dianggap gugur.
Jadi butuh konsentrasi dan kelincahan dalam mengemudikan sepeda tersebut selambat mungkin tanpa terjatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar