Beberapa bulan lagi kita akan memperingati HUT Republik
Indonesia. Pada masa kecil dulu ada moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh
anak-anak, yaitu ikut lomba tujuh belasan. Berbagai macam lomba digelar untuk
memperingati HUT RI. Lomba permainan semacam ini seakan tak lekang oleh waktu,
buktinya sampai sekarang masih kita saksikan di sekitar lingkungan rumah kita.
Kalau dicermati, berbagai macam permainanan dalam lomba
tujuh belasan mempunyai makna yang cukup mendalam. Tolong bantu saya ya, kalau
dalam penjelasan di bawah ini ada yang kurang. Saya tidak menjelaskan semuanya
karena akan menjadi banyak artikelnya nanti.
Pada lomba 17 agustusan ini pasti ada yang mengatur, untuk
para panitia harus siap siap mengatur dan membeli segala bahan yang di
butuhkan, misalnya saja dimana tempat jual karung goni bekas untuk bermain balap karung, lalu harus mencari tempat jual
kerupuk kaleng yang sekarang jarang ada di perkotaan.
Lomba makan kerupuk
Kerupuk terikat pada seutas tali, dan digantung yang
tingginya di atas mulut peserta lomba. Aturan main, kedua tangan tidak boleh
memegang tali/kerupuk, untuk itu kedua tangan disembunyikan di belakang
pinggang. Hebohnya, tali gantungan kerap berayun akibat tarikan dari peserta
lain.
Permainan ini mengajarkan kepada kita, di jaman penjajahan
dulu rakyat mengalami kesulitan sandang, pangan dan papan. Untuk makan yang
paling sederhana sekali pun mengalami kesulitan, akibat hasil panen penduduk
diambil paksa oleh penguasa. Akibatnya, banyak rakyat yang kurang gizi bahkan mati
kelaparan.
Lomba balap karung
Pemain masuk ke dalam karung, kemudian dengan lari dengan
cara meloncat. Tidak jarang pemain terjatuh berguling-guling. Karung ini
mengingatkan pada saat dijajah oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami
penderitaan sangat berat, karena bahan pakaian sengaja tidak didistribusikan
sehingga yang tertinggal hanyalah karung goni bekas.
Kain yang berserat kasar tersebut menimbulkan gatal-gatal di
kulit karena sebagai sarang kutu. Filosofi menginjak-injak karung, kita meninggalkan
pakaian yang sangat tidak pantas pakai tersebut. Ada makna lain dari balap
karung yaitu betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki terkungkung di dalam
karung. Seperti kungkungan penjajah terhadap kebebasan rakyat untuk kemajuan
bangsa Indonesia.
Lomba tarik tambang
Makna dari permainan ini bahwa persatuan sebagai modal utama
untuk mengalahkan penjajah/lawan. Permainan ini juga mengajarkan bagaimana
membentuk tim yang kompak dalam menyusun strategi yang tepat untuk dapat
menarik tambang dengan mantap..
Lomba panjat pinang.
Biasanya lomba ini digelar sebagai puncak acara dari aneka
perlombaan. Lomba ini sering membuat tawa geli penonton. Pemanjat yang sudah
mencapai ketinggian tertentu harus kembali merosot ke bawah. Mereka berusaha
berkali-kali menggapai hadiah di ujung tiang batang pinang berlumur oli dan
minyak.
Untuk mencapai puncak, mereka harus bekerja sama saling
bahu-membahu. Filosofi permainan ini adalah kebersamaan komponen bangsa untuk
meraih kemerdekaan.
Lomba memindahkan belut
Permainan ini memindahkan seekor belut ke tempat lain. Makna
permainan ini, betapa pun sulit dan licinnya belut penjajah tetap harus diusir
dari negeri ini. Perlu kesabaran dan ketekunan.
Lomba memasukkan pensil dalam botol
Sepak bola sarung bapak2
Lomba membawa kelereng dalam sendok
Lomba sepeda lambat
Permainan ini merupakan salah satu permainan yang unik,
karena lain daripada perlombaan sepeda biasanya. Dalam permainan ini peserta
yang dinyatakan menang ialah yang paling terakhir menyentuh garis finis. Akan
tetapi karena sepeda yang digunakan ialah sepeda roda dua sehingga akan sulit
menjaga keseimbangan dan apabila kaki peserta menyentuh tanah dianggap gugur.
Jadi butuh konsentrasi dan kelincahan dalam mengemudikan
sepeda tersebut selambat mungkin tanpa terjatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar